Sejarah
Perkembangan Islam
BIOGRAFI
NABI MUHAMMAD SAW
Disusun
Oleh :
Kelompok
II
Alif
Ahmad Peryoga s (1209208006)
Aliya
Sofyani (1209208007)
PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
BIOGRAFI
NABI MUHAMMAD SAW
Ia adalah Muhammad
bin Abdullah bin abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushoi bin Hakim
bin Muroh bin Ka’ab
bin Luai bin Qolib
bin Fakhri bin Mali
bin al Nadlar bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah
bin Ilyas bin Mudlor bin
Nazaar bin Muad bin Adnan
bin Adad nasabnya bersambung kepada Ismail
bin Ibrahim As, ibunya Aminah binti Wahab
bin Abdi Manaf
bin Zahrah bin Hakim
kakek tingkat lima dari nabi.
Selain Muhamad
beliau mempunyai nama-nama diantaranya Ahmad, Nabi, Rosulullaah, Al-Mahiy, Al-AlQab, Al-Muqfiy, Nabiyyu Ar-Rohmaan,
Nabiyyu At-Taubah, Al-Fatah, Yaasin, Al-Musthafa, Ar-Rasul. Demikianlah nama-nama mulia yang ada pada
diri nabi Muhammad saw.
Ayah Nabi Muhammad
saw bernama Abdullah salah seorang anak yang sangat di cintai
oleh ayahnya. Ia dikawinkan dengan Aminah
binti Wahab, seorang keturunan Quraisy
yang kemudian melahirkan rosul. Pada mulanya, ayah
nabi tak pernah berniaga. Tetapi saat Nabi Muhammad saw
dalam kandungan ibunya, Abdullah pergi berniaga dan meninggal di
perjalanan pada usianya 25 tahun. Ia
kemudian di makamkan di Madinah (Yastrib)
di daerah Bani Hadyi
bin An-Najar
Aminah melahirkan Nabi Muhammad saw tepat
pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal
tahun Gajah (menurut penelitian Al-Marhum
Mahmud Al-Falaki
berdasarkan perhitungan perjalanan matahari, kelahiran nabi jatuh pada tanggal 20
April 571 M.
Aminah mengirimkan utusan kepada Abdul
Mutholib untuk mengabarkan kelahiran Nabi Muhammad saw. Abdul Muthalib gembira atas kelahiran cucunya
dan memberikan nama “Muhammad”
atas dasar ilham dari Allah. Sedangkan
nama itu belum pernah di pakai bangsa arab, bahkan sebutan nama itu sangat sedikit. Abdul Muthalib pernah di tanya ”Kenapa
tidak memberi nama dengan nama ayah-ayahnya?” beliau menjawab, “Seluruh penduduk kampung kelak akan
memujinya”.
Kebiasaan bangsa arab untuk menyusukan
anak yang baru lahir, ialah mengambil wanita yang ahli dalam menyusui
anak-anak mereka sehingga sehat jasmani dan pikiran. Mereka menyebutnya bahwa murobi yang ada di kota Makkah
pada saat itu sangatlah sedikit. Orang pertama yang menyusui nabi adalah Tsuwaibah, tetapi
tidak lama kemudian beralih kepada Halimah binti Abi
Dzuabi As-Sa’diyah. Ia
seorang wanita miskin, tetapi setelah menyusui Nabi Muhammad saw
ia mendapatkan barakah dan keuntungan dalam hidup berkeluarga. setelah
itu Nabi Muhmamad saw di
kembalikan kepada ibunya ketika berumur
5 tahun untuk selanjutnya di pelihara oleh Ummu
Aiman Al-Habasyiyah.
Ketika berumur 6 tahun, Nabi Muhammad saw
di bawa ibunya ke Yastrib untuk berziarah ke makam Abdullah
(ayah Nabi Muhammad). Ketika
itu Ummu Aiman
mengiringi sebagai kaum wanita. Selama sebulan mereka tinggal di Madinah
sebelum mereka pulang ke Makkah. Ketika
mereka sampai di Abwa kota antara Madinah
dan Makkah Siti
Aminah meninggal dunia dan langsung di makamkan di Abwa. Ummu
Aiman kembali ke Makkah bersama Nabi Muhammad
saw yang telah menjadi seorang yatim piatu. Selanjutnya
Nabi Muhamad saw di
pelihara oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Ia
sangat kasih sayang terhadap Nabi Muhammad saw
walaupun sebelumnya tidak pernah ia bersikap demikian terhadap anaknya. Hal
ini karena ia tahu bahwa nabi Muhammad
saw merupakan tanda kemulaan kenabian.
Selang dua tahun Nabi Muhammad saw
berada dalam pemeliharaan kakeknya sampai kakeknya meninggal. Selanjutnya
Nabi Muhammad saw
di asuh pamanya Abu Thalib. Sedangkan Abu Thalib
saat itu adalah seorang miskin tetapi ia adalah seorang penyayang dan mulia. Ia
sangat sayang pada Nabi muhammad
saw melebihi sayangnya terhadap anaknya sendiri. Jika
Nabi Muhammad saw
tidur, ia
selalu berada di sampingnya. Bila Abu
Thalib ada urusan keluar, Nabi Muhammad
selalu di bawa. Nabi Muhammad
saw sangat berbeda dengan
anak seusianya dia pasrah dengan keadaan. Bahkan
pamannya sendiri merasa bahagia sebagaimana Al-Quran
menjelaskan dalam surat 93 ayat 6. Beliau juga bekerja membantu pamannya
menggembalakan domba milik orang lain.
Ketika Nabi Muhammad
menginjak usia 12 tahun, pamannya
bermaksud pergi tanpa Nabi Muhammad saw
ke Syam. Ketika sampai di kota Bushra
ada seorang rahib yang memperhentikan Nabi Muhammad saw. Ia
merasa terperanjat bahwa pada diri anak tersebut terdapat tanda-tanda kenabian
yang cocok sekali dengan yang terdapat dalam kitab Nashrani. Rahib
itupun berpesan supaya pamannya segera pulang membawa anak tersebut, karena merasa khawatir orang Yahudi
mengetahuinya. Maka bergegaslah Abu
Thalib dan Nabi Muhammad saw
pulang ke Makkah setelah mendengar perkataan rahib.
Pada usia 20 tahun, Nabi Muhammad saw
menyaksikan perang Fijar yang dahsyat antara
Qabilah Qais dan musuhnya. Perang ini untuk mempertahanan Makkah
dari kesuciannya yang berakhir dengan perjanjian
damai. Dalam perjanjian itu hadir pula Nabi Muhammad
saw bersama pamannya.
Nabi Muhammad saw adalah
seorang yang sangat baik budi ia selalu benar dalam berkata dan sangat tinggi
kejujuranya, ia selalu menjauhi perkataan kotor dan keji sehingga ia di
beri gelar Al Amin.
Ketika berumur 25 tahun Nabi
Muhammad pergi berniaga ke Syiria
untuk memperdagangkan barang-barang kepunyaan Khadijah
binti Khwalid, banyak
laki-laki yang mendagangkan barang-barang dagangannya, tetapi
Khadijah memilih Nabi Muhammad
saw setelah dia mendengar tentang kejujuranya. Ketika
itu Nabi Muhammad saw
berniaga dengan Maisyarah
pembantu Khadijah. Nabi Muhammad
saw menjual seluruh barang dagangannya
dengan keuntungan yang luar biasa, sehingga tampak perniagaan Nabi MuhaMmad
mendapat barakah. Dengan kejadian itu Khadijah
merasa tertarik dan mengirim utusan untuk meminang Nabi Muhammad saw
ketika itu Khadijah berumur 45 tahun. Nabi Muhammad
saw menerima lamaran itu dan mengutus pamannya
Abi Thalib untuk menyatakan persetujuannya
hingga menikahlah Nabi Muhammad
saw dengan Khadijah.
Ketika Nabi Muhammad saw
berusia 35 tahun terjadi banjir besar yang sempat meruntuhkan Ka’bah. Kemudian
kaum Quraisy berusaha untuk membongkar
seluruhnya dan membangunya kembali, setelah selesai kaum Quraisy
ingin meletakan Hajar Aswad
pada tempat semula. Terjadi perdebatan panjang dari
pembesar-pembesar Quraisy tentang siapa yang akan melakukan
itu sampai akhirnya bisa
di selesaikan oleh Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad
saw berusia 40 tahun beliau mendapatkan
wahyu pertama surat Al-Alaq
ayat 1-5 di gua Hiro sekaligus pengangkatanya sebagai
nabi dan rosul Allah. Wahyu
yang pertama kali turun di mulai dari mimpi yang benar dari sini
ia mulai senang menyendiri jauh dari pengaruh kaumnya ketika dia melihat
kaumnya yang sesat dengan menyembah berhala. Beliau
memilih tempat di gua Hiro sebagai tempat uzlahnya pertama satu
malam, kemudian
sepuluh hari sampai satu bulan cara ibadah yang di lakukan adalah cara nabi
Ibrahim sampai pada akhirnya menerima wahyu. Setelah
kejadian itu rosul kembali kerumahnya sambil memanggil istrinya Khadijah
selimuti aku “selimutilah aku” kemudian Khadijah
menyelimuti rosul sampai rasa takutnya hilang. kemudian
di ceritakan kepada Khodijah kejadian itu, katanya
“sungguh ini sangat menggerikan bagi diriku” setelah itu mereka pergi bersama kerumah
anak pamannya yang bernama Waraqah
bin Naufal. Dia
adalah seorang yang mengetahui tentang Injil. dan
menceritakan apa yang baru saja terjadi pada Nabi Muhammad saw. Waraqah
menjawab itu adalah wahyu yang telah Allah turunkan seperti pada Musa
as. Tak lama setelah itu Waraqah
meninggal. Wahyu pun terhenti dan setelah 40 hari
wahyu turun kembali.
Nabi Muhammad saw mulai
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi karena di takutkan adanya akses-akses
yang merugikan dari masyarakat. Pada periode
pertama yang masuk islam antara lain: Khadijah binti Khwailid, Ali
bin Abi Thalib, Abu
Bakar dan Zaid bin Haritsah.
Selanjutnya islam mendapat sambutan pula
dari kalangan orang-orang Quraisy tingkat tinggi, antara
lain:Utsman bin Affan, Zubair
bin Awam, Abdurahman
bin Auf, Abdulah
bin Mas’ud, Sa’ad
bin Abi Waqas, Thalhah
bin Ubaidillah, Abu
Dzar Al-Ghifary
dan sebagainya.
Rosul mendakwah islam secara diam-diam
selam 3 tahun sejak turun wahyu yang pertama. wahyu yang selanjutnya rosul mendapat
perintah mendakwah secara terang-terangan(15.94). Setelah
adanya perintah itu rosul dakwah secara terang-terangan, rosul
mengumpulkan kaum Quraisy dan naik ke bukit Shafa.
Dalam perjalanan hidupnya beliau pernah
mengikuti perang, yaitu perang Badar dan perang Uhud. Beliau adalah seorang
pemimpin perang yang cerdik, jujur serta bijaksana sampai lawannyapun merasa
salut akan keberanian dan kelihaian Nabi dalam memimpin perang. Beliau pernah
membuat perjanjian yaitu perjanjian Hudaibiyah. Dan memimpin dalam peristiwa
penaklukkan kota Makkah.
Usia
53 tahun beliau berhijrah
ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-Siddiq. Sampai
ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24
September 622M.
Pada
tahun X Hijrah, Nabi telah keluar dari Madinah untuk menunaikan ibadah haji.
Rupanya itu merupakan ibadah haji terakhir Nabi, sehingga sampai saat ini haji
tersebut disebut disebut haji Wada’(perpisahan). Karena beberapa bulan setelah
beliau menunaikan haji, beliau sakit parah terutama di daerah kepala. Beliau
memutuskan dan meminta ijin kepada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah
dan beliaupun di ijinkan. Sakit yang beliau rasakan semakin menjadi-jadi sampai
terasa begitu panas. Beliau bersabda kepada mereka (istri-istrinya) untuk
membawakan air yang banyak dari sumur yang kemudian disiramkan kepada Nabi
sampai beliaupun merasa segar kembali. Beliau keluar dengan kepala berbalut
untuk melaksanakan sholat berjama’ah langsung menyampaikan khutbahnya. Ketika
beliau merasa sudah terlalu lemah untuk sholat, beliau menyuruh Abu Bakar
Ash-Shiddiq untuk menjadi imam sholat. Sampai akhirnya beliau merasa ajalnya
akan segera tiba, beliau mengumpulkan sahabat-sahabatnya, beliau menatap mereka
dalam-dalam dan berlinanglah air matanya, seraya bersabda “ Selamat datang bagi
kalian, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian, semoga Allah menepatkan
kalian, semoga Allah memelihara kalian…”
Abu
Bakar mengimami kaum Muslim dalam sholat mereka sebagi ketaatan pada perintah
Rasulullaah. Hingga pada hari Senin pada hari Nabi wafat-Nabi membuka tabir
kamarnya yang menghadap ke arah mesjid. Beliau tersenyum melihat kaum muslim
melakukan sholat berjama’ah. Dan ketika wafatnya telah tiba, segeralah Nabi
mengambil air dengan tangannya dan membasuhkannya ke mukanya. Saat itu beliau
sedang bersama dengan Fatimah kecil. Beliau melihat kegelisahan di wahjah
Fatimah kemudian beliau menghiburnya sampai beliau memejamkan matanyaa untuk
selama-lamanya. “Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad saw”. Beliau wafat di usianya
yang ke-63 di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin/Senin, 12 Rabiul Awal tahun
11 H/8 Juni 632 M.
ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW.
§ Khadijah Binti Khuwailid
§ Saudah Binti Zam’ah
§ ‘Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar)
§ Hafsah binti ‘Umar (anak Saidina ‘Umar bin Al-Khattab)
§ Ummi Habibah Binti Abu Sufyan
§ Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah)
§ Zainab Binti Jahsy
§ Maimunah Binti Harith
§ Safiyah Binti Huyai bin Akhtab
§ Zainab Binti Khuzaimah (digelar ‘Ummu Al-Masakin’; Ibu Orang Miskin)
ANAK-ANAK RASULULLAH SAW : Qasim, Abdullah, Ibrahim , Zainab, Ruqaiyah, Ummi Kalthum, Fatimah Al-Zahra’.
ANAK TIRI RASULULLAH SAW
Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah al-Tamimi (anak kepada Saidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).
§ Khadijah Binti Khuwailid
§ Saudah Binti Zam’ah
§ ‘Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar)
§ Hafsah binti ‘Umar (anak Saidina ‘Umar bin Al-Khattab)
§ Ummi Habibah Binti Abu Sufyan
§ Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah)
§ Zainab Binti Jahsy
§ Maimunah Binti Harith
§ Safiyah Binti Huyai bin Akhtab
§ Zainab Binti Khuzaimah (digelar ‘Ummu Al-Masakin’; Ibu Orang Miskin)
ANAK-ANAK RASULULLAH SAW : Qasim, Abdullah, Ibrahim , Zainab, Ruqaiyah, Ummi Kalthum, Fatimah Al-Zahra’.
ANAK TIRI RASULULLAH SAW
Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah al-Tamimi (anak kepada Saidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).
IBU SUSUAN : Thuwaibah & Halimah Al-Saidiyyah
SAUDARA SUSUAN : Hamzah & Abu
Salamah Abdullah bin Abdul Asad
SAUDARA SESUSU RASULULLAH SAW
1. Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Mutallib
2. Abdullah bin Harith bin Abdul ‘Uzza
3. Syaima’ binti Harith bin Abdul ‘Uzza
4. ‘Aisyah binti Harith bin abdul ‘Uzza
BAPA DAN IBU SAUDARA RASULULLAH SAW (ANAK-ANAK KEPADA ABDUL MUTTALIB)
Al-Harith, Muqawwam Zubair, Hamzah *** , Al-’Abbas *** , Abu Talib , Abu Lahab (nama asalnya ‘Abdul ‘Uzza), Abdul Ka’bah, Hij, Dhirar, Umaimah, Al-Bidha (Ummu Hakim), ‘Atiqah ##, Arwa ##, Umaimah, Barrah, Safiyah (ibu kepada Zubair Al-’Awwam) ***
*** Sempat masuk Islam.
## Ulama’ berselisih pendapat tentang Islamnya.
1. Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Mutallib
2. Abdullah bin Harith bin Abdul ‘Uzza
3. Syaima’ binti Harith bin Abdul ‘Uzza
4. ‘Aisyah binti Harith bin abdul ‘Uzza
BAPA DAN IBU SAUDARA RASULULLAH SAW (ANAK-ANAK KEPADA ABDUL MUTTALIB)
Al-Harith, Muqawwam Zubair, Hamzah *** , Al-’Abbas *** , Abu Talib , Abu Lahab (nama asalnya ‘Abdul ‘Uzza), Abdul Ka’bah, Hij, Dhirar, Umaimah, Al-Bidha (Ummu Hakim), ‘Atiqah ##, Arwa ##, Umaimah, Barrah, Safiyah (ibu kepada Zubair Al-’Awwam) ***
*** Sempat masuk Islam.
## Ulama’ berselisih pendapat tentang Islamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullaah,
Afif. 1985. NABI-NABI DALAM AL-QURAN. Semarang : CV Toha Putra
Lapidus,
M, Ira. 1997. SEJARAH SOSIAL UMMAT ISLAM. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada
Mu’nis,
Husein.1988. AL-SIRAH AL-NABAWIYAH(terjemahan). Jakarta : Adigna Media Utama.
0 komentar:
Posting Komentar