Sudah lama, aku menyulam khayalan pada tirai hujan
menata wajahmu disana serupa puzzle,
sekeping demi sekeping, dengan perekat harapan di tiap
sisinya
lalu saat semuanya menjelma sempurna
kubingkai lukisan parasmu itu dalam setiap leleh rindu
yang kupelihara di sudut hati dengan rasa masygul
dari musim ke musim
“Kekasihku selalu memendam rahasia dan misterinya
sendiri,
pada langit, pada hujan,” bisik lirih angin
terbata-bata.
Dan seketika, linangan air mata hujan menjelma
bagai deras aliran sungai yang menghanyutkanku jauh ke
hulu
dimana setiap harapan kita karam disana
Sudah lama, aku memindai sosokmu pada derai gerimis
memastikan setiap serpih mimpiku untuk bersama
membangun surga di ranah jelita dapat menjadi nyata
tapi selalu, semuanya segera berlalu
dan sirna bersama desir angin di beranda
“Percayalah, engkau ada dinadiku dan cintaku padamu ada didarahku,” hatiku berbisik pelan ketika bayangmu, perlahan memudar dibalik rinai hujan…
link 2
blog
cisewuku
Diposting oleh
alif ahmad peryoga s
|
Label:
puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hmm rangkaian katanya melebihi anak sastra, like this lah kang Yoga.
"Jati aing jati Sunda, jati pamulangan kuring" *red.Cisewu
Posting Komentar